Hai kau yang jauh..
Kamu apa kabar hari
ini? Lagi ngapain? Dimana dan sama siapa? Kau sudah merindukaku? Iya mungkin
aku yang merindukanmu. Sekali lagi, apa kau pernah merindukanku? Atau hanya aku
yang tak tahu diri untuk terus dan terus saja merindukanmu. Selalu aku yang
mengatakan “kangen” padamu. Kemudian kau membalasnya “iya, akupun juga” ntah
itu sekedar menghargai kata rindu dariku atau kau juga benar-benar merasa rindu
sepertiku, aku tak bisa melihatnya dengan jelas.
Aku sering terbawa
dengan hal yang sering kita lakukan sama-sama waktu kau disini dahulu. Beberapa
kali sepulang kuliah, sore hari tepatnya, aku tak langsung bergegas pulang. Aku
menunggumu, ditempat biasa kau menjemptku. Beberapa menit di depan jurusanku,
beberapa menit di tempat duduk dekat Biro Universitas, tapi aku belum pernah
sampai menunggu di Fakultas mu, oh atau mungkin itu sebabnya aku tak pernah
bertemu denganmu lagi, maaf kalau
usahaku tidak maksimal. Iya, aku janji gak akan marah kalaupun kau menjemputku
lebih lama dari jam ku keluar.
Tapi ini sudah
magrib, aku masih tidak melihatmu dimana-mana. Apa kau lupa aku menunggu mu?
Hmmh.. tapi maaf aku
harus pulang, aku harus mengajar selepas magrib ini. Aku tak ingin
murid-muridku menungguku terlalu lama jika aku pulang telat untuk terus
menunggumu.
Jangan marah,
Besok aku akan
menunggumu lagi. Ia ditempat yang sama, aku akan menunggumu sampai sebelum
magrib.
*
Aku tak tahu, rasa
rindu ini seperti menutup akal sehatku. Membuatku selalu ingin menyiksa diriku
dengan rasa sedih dan pengharapan yang tak mungkin terwujud. Oh yang benar
saja, Aku masih waras, aku sadar betul dia takkan mungkin datang. Dia jauh.
Jarak, kenapa kau
terkesan kejam?
Kenapa kau menikamku
dengan rasa rindu yang semakin menjadi-jadi. Belum lagi waktu yang juga
ikut-ikutan meledekku, ikut tertawa saat aku menunggunya hingga tak kenal waktu
dan ia tak kunjung datang juga.
Seberapa menyiksanya
rasa ini? Kau mau tau?
Aku tak pernah tahan
melihat kabar/ sejenis pemberitahuan di sosmed apapun itu, dalam bentuk comment
atau tambah pertemanan, atau menyertakan tanda “suka”, atau apalah bentuknya
yang kulihat itu atas namamu kepada perempuan lain. Ntah itu temanmu atau
adek-adekan mu, atau siapapun itu selama ia perempuan, aku sama sekali tak
pernah suka.
Setiap aku melihat
dan mengetahui itu, rasanya emosi ini meledak-ledak. Aku tak bisa memaklumi
apapun, mau kau kasih penjelasan apa aja tentang yang kau lakukan itu, aku
tetap tak bisa menerimanya. Jadi posesif. Melihat semuanya dari kacamata
kecemburuan saja.
Jarak dan waktu
benar-benar mempermainkanku.
Tak hanya itu,
berkaitan dengan waktu, aku hampir-hampir menjadi seorang pemuja handphone,
perkara kabar darimu.
Setiap kali kau
membalas pesanku, tak kurang dari sedetikpun rasanya selalu ingin kulihat, ku
baca, dan ingin membalasnya lagi.
Jangan tanya apa dia
melakukan hal yang sama.. tentu tidak. Ia sering mengabaikan pesan dan
pemberitahuan dariku. Aku tak menuduh atau berspekulasi, tapi itu terbukti dan
memang begitu. Jadi waktu itu aku pernah memfoto salah satu wacana dari buku
sejenis novel moivasi yang pernah ia berikan padaku sebelum ia pergi, dengan
judul “Rindu”, aku menandai namanya bahkan dengan suatu caption pula. Aku
sangat berharap mendapatkan respon darinya, atau setidaknya dia menyukainya
atau tidak. Tapi ternyata sampai detik ini aku tak mendapatkan pemberitahuan
apapun tentang itu dan dirinya. Malah yang ku dapati dihari itu ialah ia
menyukai sebuah kiriman foto teman perempuannya, dan mulai mengikuti perempuan
lainnya. See
Akupun muak dengan
masalah yang selalu ini-ini saja. Sampai kuputuskan tak ingin membahasnya lagi,
karena setiap kami membahas ini ujung-ujungnya ia selau bilang terserah, atau
menyuruhku mencari lelaki lain yang lebih bisa mengertiku, atau tiba-tiba
bersikap sangat manis dengan kata-kata yang bukan main buat aku jadi berbalik
meminta maaf padanya, kemudian baikan sebentar (untuk beberapa hari), lalu
kembali melakukan hal yang sama.
Apa dia tidak
memikirkan perasaan sesorang yang begitu menjaga hatinya atau bagaimana ya?
Bagaimana mungkin
dengan gampangnya menyuruhku mencari lelaki lain?
Oh kalian para
lelaki, wanitamu takkan pernah begitu gampangnya pindah ke laki-laki lain,
setampan, sekaya apapun lelaki lain itu, sekayakmana pun ia mencari masalah
padamu, bukan berarti ia ingin mengakhiri hubungan. Itu karena wanitamu merasa
takut kehilanganmu, merasa ingin lebih diperdulikan dari sekian banyak
kesibukanmu, bukan karena ia terlihat seperti mengejar-ngejarmu dan tak bisa
hidup kalau bukan bersama kalian, sehingga dengan gampang kalian merasa
kegeeran. Bisa saja kami mencari yang lain, yang lebih dari segala hal, tapi
hati perempuanmu itu takkan pernah kau dapatkan dari perempuan lain yang kau
jadikan alat pencemburu wanitamu yang tulus itu. Pahami lah itu, sejahat apapun
wanitamu, jika ia wanitamu ia takkan rela melihat kau dengan perempuan lain,
meski cuma teman atau bahkan “teman yang baru
dikenal”
Maaf
kalau kini emosi ku makin labil dan kadar ke-egoisanku meningkat.
Tapi
ketahuilah itu adalah bentuk lain dari pelarian rindu yang tidak kusadari dalam
emosiku. Aku tidak tau mengapa rindu kini sering berubah menjadi emosi dan
kecemburuan yang berlebihan, apa karena kadar rinduku yang sudah sangat tinggi
ataukah aku yang sudah mulai lelah dengan semuanya.
Aku
memilih mendiamkan mu, bersikap dingin kepadamu agar aku lebih bisa
mengendalikan diriku terhadap sikapmu yang tak kau sadari itu, agar aku tau
apakah kau merasa rindu dengan diriku yang biasanya sangat perhatian padamu,
atau agar kau bisa memanfaatkannya untuk lebih leluasa mencari teman perempuan
lainnya, ntahlah. Itu semua bergantung kau, tapi yang perlu kau tau tau,
perasaanku tak pernah berubah sedikitpun, aku menyayangimu sebagaimana pertama
kali dan tak pernah berkurang sedikitpun. Tentang semua perubahan sifat ku dan
kelabilan semosiku, itu karena aku masih belajar tentang perasaan. Ia aku
memang masih belum dewasa, begitu mudahnya terbawa emosi atau apalah itu
namanya. Itu karena aku rindu,
ya
Aku Cuma Rindu, mas.
Dan
sampai kapanpum kau takkan pernah tau apa saja yang dapat kulakukan dengan rasa
rinduku ini terhadap seseorang yang ku sayangi itu, aku selalu punya kejutan
untukmu, yang mungkin bagi beberapa orang ingin merasa terspesialkan seperti
yang kulakukan padamu ini, tapi aku tak perduli orang lain, aku ingin kau yang
merasa bahwa aku men-spesialkanmu. Bahkan dengan keadaan rindu sekalipun. Aku
ingin slalu mengistimewakanmu.
Kalau
sekarang aku akan sering menunggumu menjemputku sampai magrib sekalipun, esok
pasti akan ada yang lain.. bersabarlah kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar